SETIAP orang punya pendapat yang berbeda terkait tren fesyen. Bagaimana tanggapan desainer asal Bali, Dwi Iskandar? Â
Menurut Dwi, tren bukan menjadi rujuan terpenting suatu mode. Tren itu datang dari konsumen yang tertarik mengenakan busana tersebut.
Â
"Tren itu sebetulnya datang bukan dari perancang, tapi dari konsumen yang berbondong-bondong menyukai busana tersebut," katanya kepada Okezone saat diwawancarai usai jumpa media di IFF, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 27 November 2013.
Â
Dia menambahkan, desainer hanya menyuguhkan suatu rancangan dan bagaimana reaksi konsumen terhadap hal tersebut. Mengingat Indonesia memiliki banyak musim untuk memberi tren terbaru, kurang dapat dipastikan tren seperti apa yang bakal muncul.
Â
"Tren di Indonesia itu Natal dan Lebaran, atau summer dan winter saja, yang lainnya kan bukan punya kita. Negara lain ada musim salju dan lain seba gainya, kita di sini rujukannya ya dua acara besar itu. Tapi yang pas untuk tren di Indonesia itu summer, karena iklimnya cenderung tropis dan panas," ulasnya.
Â
Busana simpel dan cocok dengan iklim Indonesia sangat pas untuk dijadikan sebuah tren mode. Oleh sebab itu, tren di Indonesia cenderung tentatif walaupun sedikit merujuk pada mode luar negeri.
Â
"Indonesia itu trennya dari material yang cocok untuk iklimnya," tutupnya.
(tty)
Rabu, 27 November 2013
Tren Bukan Rujukan Suatu Mode
Tren Bukan Rujukan Suatu Mode
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar