INDUSTRI fashion memiliki potensi besar untuk maju. Tidak hanya di pasar lokal tapi juga internasional.
Berdasar pada potensi tersebut, pelaku fashion pun diharap bisa menggarap maksimal dan memanfaatkan dengan baik kesempatan yang didapatnya.
Seperti halnya kesempatan yang didapatkan enam desainer dari Hijabers Mom Community baru-baru ini misalnya. Keenam desainer tersebut berkesempatan ikut peragaan fashion di Rabat, Maroko.
Dirjen IKM, Kemenperin, Euis Saedah, menyambut positif hal tersebut. Diharapkan, kunjungan yang dilakukan oleh Hijabers Mom Community (HMC) ke Rabat, Maroko, pada tanggal 8 -12 Oktober 2013 lalu akan membawa hasil positif bagi perindustrian fashion muslim Tanah Air.
Euis mengungkapkan bahwa Maroko merupakan negara yang menjanjikan untuk lahan bisnis fashion industri busana muslimah.
"Maroko adalah negara mayoritas penduduk muslim, tetapi kehidupan wanita muslimah di sa na tidak seperti Arab Saudi atau negara yang berpenduduk muslim lainnya," ungkap Euis Saidah sebagai Dirjen IKM, Kemenperin di HMC Store, Radio Dalam, Jakarta, Sabtu (26/10/2013).
Dirjen IKM ini juga mengatakan, bahwa banyak wanita muslim di Maroko yang tidak mengenakan jilbab karena mereka kurang tertarik dengan fashion busana muslim di negara Maroko sendiri.
"Waktu bagi Indonesia untuk menuju era ekonomi global tinggal dua tahun lagi. Jadi kita harus memanfaatkan setiap peluang yang datang, dan Maroko dapat kita jadikan sebagai pintu gerbang menuju pasar Eropa," seru Euis Saedah meyakinkan, bahwa bisnis industri fashion Indonesia harus siap memasuki Free Trade Area (FTA) di tahun 2015 mendatang. (ind)
Sindikasi lifestyle.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar